Sabtu, 28 Mei 2011

Menjemput Impian Jalan-Jalan ke Eropa (3)

PERSIAPAN PAKAIAN
Setelah visa positif dikabulkan kami makin semangat mengadakan persiapan. Kata Hasni, teman kami yang kuliah di Belanda, cuaca Eropa di bulan April itu sedang bagus-bangusnya, artinya dingin tapi tidak terlalu dingin, ada matahari tapi tidak terlalu panas. Sungguh ideal buat jalan-jalan. Mengingat kami akan jalan –jalan ke 9 negara yang berbeda-beda cuacanya, jadi dia menyarankan kami menyiapkan :
1. Sepatu yang tertutup
Sepatu harus tertutup untuk melindungi dari udara dingin. Untuk mengantisipasi cuaca dingin, terutama dingin yang dibawah 0 derajat Celcius seperti di Mount Titlis Swiss, dibutuhkan sepatu dengan alas yang tebal dan tidak licin. Perlu diperhatikan juga kenyamanan sepatu, karena acara tour ini banyak sekali jalan-jalannya, jadi kalau sepatu tidak nyaman? Wassalam…
2. Kaos kaki tebal, dan kaos kaki biasa
Kaos kaki tebal untuk dipakai di cuaca yang dingin sekali misalnya di tempat bersalju, sedangkan kaos kaki biasa bisa dipakai saat tidak terlalu dingin.
3. Long Djon ,
Long Djon yaitu sejenis baju dalam yang pas badan dan memiliki lapisan dalam dari bahan yang sifatnya hangat untuk menahan panas tubuh, terdiri dari atasan dan celana panjang Jadi saat bepergian, sebaiknya mengenakan long djon kemudian dilapis dengan baju biasa dan celana jeans. Bila cuaca masih terasa dingin bisa dilapis lagi dengan jaket.
4. Baju biasa misalnya atasan yang biasa dipakai di Indonesia
5. Sweater
6. Jaket tebal
Jaket tebal penting sekali untuk dipakai di tempat bersalju.
7. Jaket biasa
8. Celana jeans
9. Celana thermal
Celana thermal yaitu celana yang pas, dilengkapi dengan lapisan sejenis woll dibagian dalamnya untuk menahan panas tubuh.
10. Penutup kepala
Penutup kepala misalnya topi woll, atau dari bahan seperti bulu-bulu yang hangat diperlukan untuk melindungi kepala dari udara dingin terutama saat berada di tempat bersalju. Meskipun aku memakai jilbab, tapi tetap saja kalau ditempat bersalju harus juga memakai tambahan penutup kepala.
11. Sarung Tangan
Sarung tangan sebaiknya yang tebal. Bisa dari bahan woll atau dari bahan kulit yang didalamnya ada lapisan woll-nya.
12. Payung atau Jas hujan
Seringkali cuaca susah ditebak, tiba-tiba hujan, sehingga perlu juga menyiapkan jas hujan atau payung.
TAS


Selain perlengkapan pakaian, aku menyiapkan juga tas yang praktis yaitu tas pinggang untuk menyimpan camera, passport, visa, handphone,uang kecil, tiket dan barang-barang kecil lainnya.
Tas untuk menyimpan pakaian aku pilih yang besar dan beroda. Roda tas harus dalam kondisi bagus dan lancar, supaya tidak bikin repot. Pakaian dan perlengkapan lain disimpan di tas besar ini. Barang-barang seperti gunting, jarum, gunting kuku, baterai, perfume atau cairan yang lebih dari 100ml harus dimasukkan ke tas besar , karena bila kedapatan dibawa di handcarry, bisa disita oleh petugas bandara.Pada saat berangkat nanti tas besar akan dimasukkan ke bagasi pesawat. Lengkapi tas besar dengan label nama dan alamat dan juga kunci tas atau gembok kecil untuk keamanan.
Satu lagi tas yang juga penting untuk dibawa adalah tas handcarry untuk membawa perlengkapan yang bisa dibawa di kabin pesawat.Tas ini juga beroda dan berkualitas bagus. Sesuai dengan ketentuan penerbangan internasional, ukuran tas yang diperbolehkan dibawa di kabin pesawat adalah 55cmx40cmx 20cm, dan berat maksimum yang dizinkan adalah 7 kg. Didalam tas ini bisa diletakkan keperluan pribadi seperti cream-cream perawatan wajah, sikat gigi dan pasta gigi, sabun muka, tisu basah, dll tapi barang berupa cairan tidak boleh lebih dari 100 ml.
Penting juga untuk diketahui bagi orang-orang yang akan bepergian dengan penerbangan internasional mengenai peraturan membawa cairan ke dalam kabin sebagai berikut.
PERATURAN “LIQUIDS” CARRY ON LUGGAGE YANG BERLAKU DI SELURUH DUNIA
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku sejak tahun 2007, Bandara Soekarno Hatta Jakarta, seperti bandatra lainnya di seluruh dunia memberlakukan Peraturan Cairan kepada seluruh calon penumpang yaitu peraturan pembatasan bawaan berupa cairan ke dalam kabin pesawat.
PERATURAN UMUM
Calon penumpang hanya diperbolehkan membawa cairan (liquid0 atau gel maksimum 100ml per jenis. Kemudian harus dimasukkan ke dalam tas plastik transparan “RE-SEALABLE” 9dapat dibuka-tutup).
Apabila tidak memenuhi kondisi tersebut di atas, maka barang-barang milik calon penumpang akan disita saat melewati Security Check di badara tujuan.
Peraturan liquid ini meliputi semua benda berjenis cair dan gel, meliputi: air minum, aneka jenis minuman, gel pasta, lotion, kaleng mengandung aerosol. Contohnya: pasta gigi, shaving cream, gel rambut, lip gloss, lipstick, kosmetik, maskara, perfume, spray, shampo , deodorant,dll.

Perincian Peraturan Liquids di dalam tas tangan (handcarry) adalah sebagai berikut :
1. Ke dalam kabin, hanya diperbolehkan membawa cairan atau gel dalam wadah/ container yang masing-masing jenis maksimal 100 ml.
2. Masukan barang tersebut ke dalam tas plastik putih transparan.
3. Tiap orang hanya diizinkan membawa satu tas plastik tersebut.
4. Kapasitas tas plastik tersebut tidak boleh lebih dari 1 liter ( 1000ml)
5. Tas plastik transparan harus berjenis RE_SELABLE (dapat dibuka-tutup) dapat dibeli di toko buku.
6. Siapkan plastik tersebut sebelum berangkat.
7. Pisahkan tas tangan dan tas plastik pada saat Security Check di bandara tujuan.
8. Pengecualian : Makana bayi yang diperlukan selama penerbangan dan obat-obatan yang diperlukan selama penerbangan.

Kamis, 26 Mei 2011

Menjemput Impian Jalan-Jalan ke Eropa (2)

BERBURU TRAVEL AGENT
Setelah urusan passport beres, aku melangkah ke tahap selanjutnya, mencari biro perjalanan (travel agent). Aku mulai bertanya-tanya pada teman-teman dimana travel yang ada di Bogor, lalu aku datangi satu persatu. Mula-mula aku datang ke sebuah travel agent yang terletak diseberang sekolah anakku. Tak jauh dari sanapun ada 2 travel agent lagi, lalu ada satu lagi yang terletak di mall. Selain itu masih ada beberapa lagi yang aku datangi. Saat mendatangi travel-travel agent itu aku meminta brosur program tour mereka untuk dibawa pulang. Lalu aku juga browsing internet mencari travel yang lain , lengkap dengan brosurnya.
Setelah setumpuk brosur-brosur itu aku dapat, aku membandingkan program-program tour dari segi biaya, lama perjalanan, tujuan wisata dan tempat-tempat yang akan dikunjungi,sampai kredibilitas travel agent dari testimoni orang-orang yang aku kenal maupun dari internet.Lalu setelah berdiskusi dengan Mariska, kami sampai pada keputusan terakhir, yaitu memilih travel agent yang menurut kami yang terbaik, yang tidak lain adalah travel yang pertama kali aku datangi.
Setelah menjatuhkan pilihan, kami datangi travel agent itu untuk mendaftar, menentukan tanggal keberangkatan sesuai jadwal tour, dan bertanya-tanya lebih jauh. 
PROSES PENGURUSAN VISA

Langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan visa. Visa adalah adalah sebuah dokumen yang dikeluarkan oleh sebuah negara untuk memberikan seseorang izin untuk masuk ke negara tersebut dalam suatu periode waktu dan tujuan tertentu.
Karena tujuan kami adalah tour ke Eropa, maka visa yang diurus adalah Visa Schengen. Visa Schengen adalah jenis Visa untuk kunjungan singkat ke negara-negara anggota Schengen yaitu :

1. Belgia
2. Perancis
3. Monako
4. Luksemburg
5. Belanda
6. Portugal
7. Spanyol
8. Italia
9. Austria
10. Yunani
11. Denmark
12. Finlandia
13. Islandia
14.Norwegia
15. Swedia
16. Polandia
17. Republik Ceko
18. Slowakia
19. Slovenia
20. Latvia
21. Lituania
22. Estonia
23. Hongaria
24. Malta
25. Swiss

Travel agent membantu peserta tour-nya mengurus permohonan visa ini. Sejak awal, petugas travel memberi tahu bahwa mengurus visa schengen prosesnya agak lebih rumit dibandingkan mengurus visa lain misalnya visa untuk negara-negara Asia.

“Lebih rumit” yang dimaksud adalah banyaknya persyaratan surat-surat yang diminta untuk melengkapi permohonan visa.

Karena dalam program tour yang akan dilaksanakan, peserta tour nantinya akan tinggal paling lama di negara Italia, maka permohonan visa schengen diajukan melalui kedutaan Italia.

Berikut ini adalah persyaratan dokumen pe ngurusan Visa Schengen melaui kedutaan Italia :

1. Paspor yang masa berlakunya lebih dari 6 bulan dari tanggal kedatangan dan paspor lama.
2. Pas foto berwarna terbaru ukuran 3,5 cm x 4,5 cm sebanyak 2 lembar dengan latar belakang putih dan hasil cetakan diatas kertas foto bermutu baik dan jelas, dengan penampilan muka di zoom 70%.
3. Surat sponsor berbahasa Inggris diatas kop surat perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja.
 Jika ada orang lain/ anggota keluarga yang turut bepergian maka dicantumkan nama dan status orang tersebut.
- Jika jabatan yang bersangkutan General Manager, Direktur, Presiden Direktur atau Komisaris harus disertakan fotokopi NPWP dan SIUP
- JIka memiliki bisnis sendiri dan tidak ada kop surat perusahaan maka surat diketik diatas kertas putih polos dan di cap toko dan sertakan fotokopi NPWP dan SIUP.
- Jika disponsori oleh anak maka lampirkan fotokopi akte kelahiran anak yang dapat membuktikan hubungannya.
- Jika disponsori oleh menantu maka lampirkan fotokopi akte nikah anak dan akte kelahiran anak yang dapat membuktikan hubungannya.
- JIka status pensiun maka surat diketik diatas kertas putih polos dan ditanda tangani sendiri.
4. Bukti keuangan 3 bulan terakhir berupa fotokopi rekening koran atau buku tabungan(dari halaman depan yang mencantumkan nama dan nomor rekening sampai dengan halaman terakhir transaksi) minimal saldo Rp. 50 juta per orang.
5. Surat referensi asli dari bank. Jika bukti keuangan yang dilampirkan adalah dari BCA, maka surat referensinya harus dari BCA. Isi surat referensi bank harus dicantumkan nama, nomor rekening, jumlah saldo dan sejak kapan mulai transaksi (ditujukan untuk Schengen Countries).
6. Foto kopi kartu kredit
7. Foto kopi kartu keluarga
8. Fotokopi SIUP (mutlak harus ada). dan NPWP 
9. JIka nama yang tertera pada paspor berbeda maka harus dilampirkan fotokopi surat ganti nama.
10. Jika istri ikut bepergian maka lampirkan foto kopi akte nikah
11. Jika anak ikut bepergian dan masih sekolah, maka lampirkan:
 a. Foto kopi kartu pelajar
 b. Foto kopi akte kelahiran
 c. Surat keterangan sekolah asli
12. Print out reservasi tiket/tiket asli.
13. Konfirmasi hotel selama perjalanan di Eropa.
14. Asuransi perjalanan yang berlaku selama masa tinggal di Eropa dengan atau uang pertanggungan USD 50.000 atau Euro 30.000.
15. Jika ada anak yang tinggal di Italia maka lampirkan foto kopi paspor, visa, akte kelahiran dan undangan.
16. Formulir yang telah diisi lengkap dan ditanda tangai oleh pemohon. Untuk anak yang belum mempunyai KTP, formulir ditanda tangani oleh orangtuanya.
17. Yang bersangkutan harus membuat perjanjian dulu melauli website http://www.ambjakarta.esteri.it/Ambasciata_Jakarta untuk tanggal interview.
Catatan :
1. Lamanya proses visa dihitung setelah semua persyaratan dokumen diterima lengkap oleh kedutaan, bukan yang diterima travel agent.
2. Untuk visa bisnis harus ada undangan diatas kop surat perusahaan di Italia/ DIVIRSO CAMERA dan SIUP perusahaan di Italia.
3. Tidak ada pengembalian biaya visa apabila ada pembatalan dari pihak pemohon atau permohonan visa ditolak kedutaan
4. Keberhasilan mendapatkan visa adalah kewenangan dari pihak kedutaan sepenuhnya.
5. Biaya pengurusan visa dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dulu sesuai dari kedutaan.
6. Jika anak ikut berusia dibawah 17 tahun tetapi salah satu orang tuanya tidak ikut, maka kedua orangtuanya harus datang ke kedutaan.
Saat mengurus dokumen untuk pengurusan visa ini, aku sempat dibikin pusing, karena statusku yang ibu rumah tangga. Tak cukup hanya surat sponsor yang ditanda tangani suamiku,Kedutaan meminta surat dari perusahaan dengan kop surat resmi, padahal aku kan pengangguran. Jadi aku harus bisa melampirkan surat resmi dari perusahaan tempat suamiku bekerja yang menerangkan bahwa benar aku adalah istri dari karyawan perusahaan itu (dalam hal ini suamiku) dan pejabat berwenang di perusahaan menjamin bahwa aku akan menaati semua peraturan yang berlaku dan akan pulang ke tanah air tepat waktu.
Intinya pihak kedutaan ingin jaminan karena mereka khawatir kelak sang pemohon visa akan bertindak melanggar hukum, misalnya menjadi imigran gelap atau menjadi pekerja illegal di Eropa. Kami sempat khawatir permohonan visa kami ditolak, tapi setelah semua persyaratan bisa dipenuhi kekhawatiran itu berkurang.
Setelah semua persyaratan terpenuhi, pemohon visa harus membuat perjanjian untuk interview ke kedutaan . Dalam hal ini pihak travel mebantu membuat perjanjian. Kami hanya diberi tahu untuk datang pada tangaal dan jam yang telah ditentukan ke kedutaan.
Aku ingat saat menjelang interview, aku dan Mariska sibuk berdiskusi mengenai pakaian apa yang sepantasnya kami pakai untuk keperluan itu. Aku bahkan sibuk bertanya-tanya pada teman-teman yang sudah pernah mengurus visa. Aku membayangkan kami akan dipanggil satu persatu untuk masuk ke ruangan, kemudian akan ditanya dengan berbagai pertanyaan dengan menggunakan bahasa Inggris. Kamipun sibuk menerka-nerka pertanyaan yang bakal diajukan dan jawaban apa yang akan kami kemukakan.Rasanya tegang juga…
Di hari yang ditentukan, aku dan Mariska janjian bertemu, untuk kemudian sama-sama berangkat ke Kedutaan Italia. Hari itu aku memutuskan memakai blazer warna hitam dan sepatu tertutup. Penampilanku formil banget, seperti wanita karier. Kan supaya yang meng-interview menilai aku serius dan pantas mendapatkan visa, begitu fikirku. Sedangkan Mariska memakai atasan warna putih dan celana jeans.
Saat tiba di kedutaan, aku sempat kaget melihat para pemohon visa lainnya ternyata berpenampilan santai sekali. Banyak yang pakai baju kaos, dan memakai sendal. Jadi berasa saltum deh..
Setelah duduk menunggu sebentar, nomor antrianku dipanggil.Aku harus berdiri di depan loket dimana ada petugas yang memeriksa kelengkapan dokumen. Dia berbahasa Indonesia, dan bertanya kenapa aku mau ke Eopa, bukan ke tempat lain. Aku jawab dengan santai sesantai sang petugas. Aku bilang bahwa sedari kecil memang ingin sekali melihat langsung negara-negara di Eropa yang indah dan menakjubkan. Lalu setelah membayar biaya pengurusan visa, selesailah sudah. Aku jadi bengong.Jadi cuma segitu saja interviewnya? Bukan dipanggil satu persatu diruangan tertutup? Tidak ditanya pakai bahas Inggris?Bukan ditanya oleh petugas bertampang sengit yang curiga kalo aku bakalan jadi imigran gelap?Ha…ha…jauh sekali dari apa yang aku bayangkan!
Selanjutnya aku dan Mariska pulang. Kami harus menunggu sekitar dua minggu untuk mengetahui apakah visa kami dikabulkan atau ditolak.
Sempat tegang juga, saat waktu yang ditentukan, kami belum mendapat kabar tentang nasib permohonan visa kami. Mariska bawaannya sudah sedih dan tegang saja, takut sekali dia kalau kami tak jadi melanglang buana ke Eropa. Aku juga tegang, tapi berusaha santai.
Lewat 2 hari dari tanggal yang ditentukan, HPku berdering. Pihak travel mengabarkan bahwa permohonan visa kami dikabulkan, Horeee!! Satu langkah lagi menuju Eropa…Senangnya!!

Menjemput Impian Jalan-Jalan ke Eropa


Dulu, waktu aku masih kanak-kanak , aku berteman dengan dua kakak beradik yang rumahnya bersebarangan dengan rumah kakekku. Dani dan Dian kakak beradik itu, sangat mempesona di mataku. Dani ganteng, dan Dian cantik. 

Mereka juga berbeda dibanding teman yang lain. Tubuh mereka tinggi, kulit putih, hidung mancung dan mata kebiru-biruan. Waktu aku tanya mamiku kenapa Dani dan Dian berbeda, mami bilang bahwa mereka keturunan Holland atau Belanda, dari ibu mereka,sedangkan ayah mereka orang Jawa. Itulah pertama kali aku mendengar tentang Belanda.

Pernah beberapa kali aku diajak main kerumah Dian dan Dani. Aku bertemu dengan ibu mereka yang bule.Makin terpesonalah aku. Maklum saat itu di lingkungan tempat tinggalku jarang sekali ada orang asing dari Eropa. Pajangan berupa miniatur kincir angin , boneka dengan baju tradisional Belanda dan lukisan pemandangan alam Holland yang dipajang di ruang tamu mereka semakin membuatku tertarik untuk mengunjungi negri itu suatu saat nanti

Seiring waktu, bukan saja negeri Belanda yang membuatku tertarik untuk datang ke Eropa, tapi juga negara-negara lain seperti Italy, Swiss, dan Perancis. Italy dengan negeri Vatican dan bangunan-bangunan bersejarahnya, Swiss dengan pegunungan dan alam yang cantik dan Perancis dengan kota Paris yang merupakan salah satu pusat mode dunia. Semua itu bikin aku kepingin sekali mengunjungi benua Eropa.

Keinginan itu harus terpendam puluhan-tahun, sampai akhirnya pada suatu hari aku membuka account facebookku. Mataku langsung tertuju pada deretan foto-foto temanku yang sedang kuliah di Belanda. Di album itu, banyak sekali foto-foto sang teman dengan latar belakang tempat-tempat bersejarah dan tempat wisata di Eropa Barat. Misalnya di Colloseum, menara Pisa, menara Eiffel, kebun bunga Keukenhoff dan lain-lain. Foto-foto itu makin mebuat keinginanku ke Eropa makin membuncah.

Iseng aku kirim BB Messenger ke suami yang sedang kerja di lapangan.
” Sayang, ada foto-foto teman di Eropa, bagus-bagus banget. Pengen sekali ke Eropa..”tulisku. 
Tak lama datang balasannya.” Kalau berani pergi sendiri ke Eropa, ya berangkat saja.”
 “Bagaimana dengan anak-anak?” tanyaku ragu.
 “ Beres. “. Balas suamiku Jawaban singkat yang sangat indah .Woww…. Rasanya ada pelangi menari-nari dihati. Ha..ha..

Suami menyarankan aku ikut tour dari travel agent, karena dia khawatir juga kalo aku benar-benar pergi sendiri. Saat aku membayangkan pergi sendiri, kayaknya kurang asyik. Enaknya ada satu orang teman untuk sharing. Tapi siapa ya yang mau juga jalan-jalan ke Eropa? Tanganku sibuk membuka adress book di BB, langsung terfikir untuk menghubungi Mariska, sahabatku saat kuliah. Mariska dulu meniti karier tapi sejak suaminya ditugaskan ke luar kota dia memilih jadi ibu rumah tangga. Siapa tahu…

Teleponku langsung diangkat. Diseberang sana suara Mariska terdengar riang, tidak banyak basa-basi aku langsung tanya.” Mau jalan-jalan ke Eropa gak? Aku mau berangkat nih, tapi gak enak kalau sendirian.” Begitu kataku. Hening sejenak, lalu diseberang sana Mariska bertanya sama suaminya yang rupanya ada di dekatnya. Tak lama dia menyahut.” Mau, Wi. Aku boleh sama suamiku.” Serunya riang. Horeee…

MENGURUS PASSPORT

Lalu mulailah persiapan kami lakukan. Mula-mula adalah mengurus passport.Setelah cari tau baik dari internet maupun bertanya pada yang sudah pernah mengurus passport, berangkatlah aku ke kantor imigrasi Bogor.

Sebenarnya bisa juga mengurus passport dengan cara online lewat web imigrasi, tapi tetap saja harus datang ke kantor imigrasi untuk foto dan ambil sidaik jari. Sekalian bagi-bagi pengalaman buat yang mau mengurus passport, proses pengurusan passport adalah sebagai berikut :

1. Bawa KTP, akte kelahiran, surat nikah, ijazah (SD, SMP, SMA, atau Sarjana, apa saja boleh, hanya untuk dicocokan dengan akte kelahiran)semuanya di foto kopi. Bawa semua, baik yang asli maupun foto kopinya.
2. Datang pagi-pagi, kalau perlu jam 7 pagi karena yang berminat membuat passport setiap hari banyak sekali. Jadi supaya tidak terlalu lama antri dan cepat dapat giliran, ya harus pergi pagi-pagi.
3. Begitu sampai, ambil formulir dan beli map khusus yang harganya Rp. 15.000,- lalu minta formulir satu lagi pada petugasdi depan pintu masuk.
4. Isi formulir dengan benar, tanda ta ngani. Masukkan foto kopi dokumen ke dalam map.
5. Ambil nomor antrian. Tunggu sampai dipanggil. Lalu waktu dipanggil akan diperiksa kelengkapan dokumen, lalu akan diberi tahu kapan harus balik lagi ke kantor imigrasi untuk foto dan ambil sidik jari.
6. Sesuai waktu yang ditentukan, datang lagi ke kantor imigrasi untuk membayar (tarif resminya Rp. 255.000) di foto dan ambil sidik jari.
7. Tunggu lagi, sampai dipanggil untuk interview dan tanda tangan passport. Nanti akan diberi tahu kapan passport bisa diambil.
Proses itu membutuhkan waktu yang cukup lama, dan harus beberapa kali datang ke kantor imigrasi. Sudah jadi rahasia umum kalau mengurus passport ada “ jalur cepat”nya, yaitu dengan minta batuan orang, baik itu calo ataupun petugas Imigrasinya. Tentu saja dengan memberi sejumlah uang yang lebih besar dari tarif resmi biaya pembuatan passport.
Untunglah semua proses berjalan lancar. Aku dan Mariska akhirnya bisa melangkah ke step selanjutnya setelah passport kami selesai.